Kuliah di Bangladesh: Beasiswa, Perhitungan Biaya Hidup, serta Opsi Kuliner
Kuliah di Bangladesh: Beasiswa, Perhitungan Biaya Hidup, serta Opsi Kuliner – Bisa jadi kalian kurang sering dengar dengan peluang kuliah di Bangladesh. Negeri yang satu ini dapat jadi negeri tujuan kalian buat meneruskan riset. Terlebih, untuk kalian yang mempunyai fokus pada pembelajaran wanita, hingga kalian dapat memilah Asian University for Women( AUW) yang terdapat di Chittagong, Bangladesh.
Kuliah di Bangladesh: Beasiswa, Perhitungan Biaya Hidup, serta Opsi Kuliner
dhakacity – Kali ini, kita berpeluang buat sedikit beramah tamah dengan Rida Nadiatul, mahasiswi Public Health di AUW. Rida menemukan peluang buat kuliah di Bangladesh dengan beasiswa dari AUW. Jika kalian mau ketahui gimana cerita Rida bermukim di Bangladesh, ikuti pembicaraan kita selanjutnya ini.
Baca juga : Merancang Petualangan Ke Sundarbans Bangladesh
selaku akseptor beasiswa AUW, apa saja yang di- cover oleh beasiswa satu ini? Buat beasiswa dari AUW, beasiswa ini melingkupi karcis perjalanan- pulang Indonesia- Bangladesh, makan 3 kali satu hari, novel, serta mes. Buat duit kantong tidak terdapat.
Dengan cara biasa, gimana bayaran hidup di Chittagong, Bangladesh? Di mari banyak amat sangat produk Indonesia, ilustrasinya kopi, buah rambutan aceh, kosmetik, serta yang lain. Hendak namun, biayanya dapat hingga 3 kali bekuk. Rambutan aceh saja, buat satu kotak yang lazim kita temui di supermarket, biayanya dapat hingga seratus ribu jika dirupiahkan.
Kemudian, buat keinginan individu semacam pembebat, sampo, sabun, produk pemeliharaan wajah, biayanya pula dapat berlipat ganda dari Indonesia. Soalnya, mereka mayoritas produknya memasukkan dari luar. Ilustrasinya, pembebat yang isi 12 saja, biayanya dapat menggapai Rp50. 000,-
Produk pencuci wajah yang umumnya di Indonesia biayanya 17 ribu, di Bangladesh dapat menggapai 40 ribu.
Jadi, pada kesimpulannya dapat dikatakan jika harga produk di Bangladesh relatif lebih mahal dibanding di Indonesia.
Tetapi, di mari jika baju- baju justru ekonomis. Walaupun ekonomis, kualitasnya baik amat sangat. Mulai dari jeans, sweater, hingga winter clothes, di mari banyak yang baik.
Apakah ada opsi fasilitas lain tidak hanya mes buat mahasiswa?
Buat day scholar, terdapat yang memilah pulang- pergi dari rumah. Umumnya, mereka naik rickshaw ataupun diantar serupa orang berumur. Well, naik rickshaw di mari ekonomis. Hanya butuh 60( Rp10. 000,-) Taka jika jauh. Jika jarak dekat, 30 Taka( Rp5. 000,-) pula dapat.
Rickshaw ini dapat dikatakan becak- nya Bangladesh tetapi puller- nya di depan. Jika becak kan di balik. Awal mulanya, saya jika pergi senang naik Memburu. Misalnya, ingin ke minimarket, saya naik Memburu dengan harga 90 Taka( Rp15. 000,-). Lalu, kesimpulannya saya seleksi naik rickshaw serta hanya memerlukan 40 Taka( Rp6. 500,-).
Rickshaw memanglah banyak digunakan di Bangladesh. Buat ekspedisi jarak jauh, banyak pula yang menggunakan bis ataupun sepur api.
Buat mahasiswa yang berawal dari luar Chittagong, mereka harus bermukim di mes yang diadakan serupa AUW.
Anyway, buat santapan kan dijamin dari beasiswa yang kalian bisa. Jika contoh kalian mau makan di luar, apa saja opsi yang terdapat?
Umumnya saya ke tempat santapan Asia, seperti Suka Bowl, itu nyaris seluruh makanannya dari Indonesia. Seluruh biayanya 80 Taka( Rp13. 500,-).
Tidak hanya ke Suka Bowl, umumnya saya pula ke Chattime untuk jalan- jalan. Jika enggak ke Milano. Jika di Milano, harga makanannya kira- kira mahal, di atas 200 Taka( Rp35. 000,-) buat santapan. Porsinya pula mengarah lebih sedikit.
Di dekat kampus terdapat yang namanya Subero. Di mari sediakan Rice Bowl. Nasinya mendekati serupa nasi goreng Indonesia. Saya sangat senang ke situ. Harga makanannya di kisaran 120 Taka( Rp20. 000,-) ke atas.
Baca juga : Biaya Kuliah Di Amerika Membuat Mahasiswa Menjerit Terlalu Mahal
Yang tentu, harga santapan di tempatku tidak lebih dari 300 Taka( Rp50. 000,-).
Jika yang ekonomis tetapi tempatnya senantiasa lezat, terdapat yang namanya Barcode. Yang saya sebutin tadinya tempatnya pula ok. Hanya, jika Barcode, tidak hanya tempatnya baik, biayanya relatif lebih ekonomis. Banyak yang biayanya di dasar 100 Taka.
Apakah gampang buat mencari kuliner halal di Bangladesh?
Iya, gampang. Soalnya Bangladesh negeri orang islam.
Sempat coba masak sendiri sepanjang bermukim di Bangladesh?
Pasti sempat. Jika masak sendiri pasti justru lebih ekonomis. Durasi itu, kita masak seblak. Kita berbelanja materi dekat 200 Taka. Itu dapat masak banyak serta terdapat sisa materi pula.
Buat keinginan utama, di mana kalian lazim membeli- beli?
Mayoritas beli di minimarket. Di dekat kampus terdapat aunty shop. Ini sejenis gerai gitu. Biayanya nyaris serupa seperti di minimarket. Hanya, di aunty shop enggak gunakan VAT ataupun pajak. Jika di minimarket, ditambah pajak 5% tiap produk. Tetapi, kita lebih kerap ke minimarket sebab memanglah lebih komplit.
Gimana metode pembayaran yang legal di Bangladesh?
Pembayaran cash sedang jadi yang penting. Kita membawa kartu debit yang dari Indonesia( nyatanya yang terdapat logo Mastercard serta Izin). Lalu, dapat raih kas di ATM mari. Biayanya dekat 500 Taka tiap menggosok( Rp85. 000,-).
Buat pembayaran elektronik telah mulai terdapat. Jika saya individu memanglah belum sempat coba. Tumbangnya memanglah kurang terkenal, sih. Mayoritas orang mari lebih gunakan metode konvensional.
Gimana buat keinginan pulsa serta telepon? Ataupun lebih memercayakan Wifi?
Saya gunakan Banglalink. Biayanya 499 Taka serta bisa 6GB buat satu bulan. Wifi pasti jadi harapan, tetapi Wifi di mes cuma buat laptop. Andaikan hape, hanya nyambung buat WhatsApp. Itu juga enggak dapat film call ataupun kirim gambar. Cuma dapat text( tersimpul).
Dengan memperoleh beasiswa dari AUW, hingga Rida berkuasa memperoleh anggaran beasiswa sebesar USD$60. 000 buat 4 tahun era perkuliahan. Pasti, kehidupan Rida di Bangladesh penuh dengan pengalaman serta tantangan. Hendak namun, ambisinya buat lalu berlatih jadi dorongan tertentu menurutnya buat menempuh riset di AUW.